• Pemerintah Aceh Lakukan Pertemuan Tindak Lanjut dengan Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah RI
  • Wakil Gubernur Aceh Fadlullah Dengarkan Langsung Keluh Kesah Mahasiswa Aceh di Malang
  • Wakil Gubernur Aceh Fadlullah Dengarkan Langsung Keluh Kesah Mahasiswa Aceh di Malang
  • Aceh Raih Gold Award UB Halalmetric 2025, Komitmen Memperkuat Ekosistem Halal dan Wisata Syariah
  • Wakil Gubernur Fadhlullah Pastikan Asrama Mahasiswa di Malang Segera Direnovasi

Adat Pernikahan ala Aceh akan Tampil di Balai Kartini Jakarta

Kepala BPPA, Almuniza Kamal, saat memberikan keterangan pers kepada wartawan terkait kegiatan Gebyar Pernikahan Indonesia di Jepara Lounge, Balai Kartini, Jakarta Pusat, Kamis, 26 September 2019. (Foto: Saifullah S/ BPPA)

JAKARTA - Pameran Pernikahan Tradisional Terbaik dan Terbesar di Indonesia dengan mengusung tema Aceh, kembali akan digelar pada Gebyar Pernikahan Indonesia (GPI) edisi ke-12 di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta Pusat, 4 hingga 6 Oktober mendatang.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal, S.STP., M.Si., dalam Press Conference GPI di Jepara Lounge, Balai Kartini, Jakarta Pusat, Kamis, 26 September 2019.

Almuniza mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan GPI tersebut. Sebab akan menampilkan berbagai adat pernikahan khas Aceh, dan akan dibuka istri Plt. Gubernur Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, M.T.

"Kami sangat senang menyambut kerja sama ini. Hal itu membantu kami dalam memperkenalkan kebudayaan Aceh kepada masyarakat luas. Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat membangkitkan rasa cinta generasi muda akan budaya asli Indonesia khususnya Aceh dan mampu memberikan inspirasi kepada calon pengantin untuk pesta pernikahannya," ujarnya.

Menurutnya, prosesi adat dan pesta pernikahan, dekorasi memegang peranan penting dalam pernikahan. Selain menambah keindahan, dekorasi adat juga sarat akan makna di setiap bentuknya dan menjadi prosesi saktral.

"Dan kita memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak penyelenggara GPI karena telah memilih adat khas Aceh sebagai pembuka GPI edisi ke-12. Kita berharap, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat luar akan lebih tahu secara detail adat pernikahan Aceh. Misalnya melihat adat peusijuek (tepung tawar) kedua mempelai yang melangsungkan pernikahan," ungkapnya.

Dia berharap, ke depan BPPA dan Parakrama Organizer dapat terus berkerja sama pada kesempatan lainnya yang dilakukan dalam bentuk pelestarian nilai-nilai budaya bangsa, terutama Aceh.

Sementara, Direktur Parakrama Organizer, Arif Rachman mengungkapkan, acara tersebut akan menargetkan pendapatan Rp70 milliar dalam waktu tiga hari pameran. Dia optimis akan mencapai angka tersebut lantaran tahun lalu pihaknya juga berhasil mencapai target, bahkah lebih dari perkiraan.

"Angka itu menurut kami realistis untuk dicapai, karena memang sebelumnya pencapaiannya selalu bagus. Sebab ada metode perhitungan yang kami gunakan selama pameran untuk mendapatkan pendapatan real, yakni menghitung kupon atau kuitansi dari masyarakat yang hadir," jelas dia.

Gebyar Pernikahan Indonesia ke-12 akan menghadirkan ratusan vendor pernikahan-pernikahan tradisional terbaik dari seluruh Indonesia. Gebyar ini juga diharapkan mampu menjadi solusi tepat bagi para calon pengantin untuk mendapatkan seluruh kebutuhan, informasi dan inspirasi pesta pernikahan.