Seiring mendunianya Tari Saman, pasca pengakuan UNESCO terhadap tari Saman sebagai warisan budaya non benda (24 November 2011), kerawang Gayo yang menjadi kostum penari Saman juga mulai populer. Jika semula kerawang Gayo hanya digunakan dalam upacara-upacara adat, maka dalam perkembangannya masyarakat umum termasuk dari luar Aceh mulai menyukai kerawang Gayo dengan berbagai modifikasinya.
Istri Presiden RI ke-6 Ani Yudhoyono bahkan pernah mengunggah foto cucunya, Airlangga, mengenakan baju dengan motif kerawang Gayo, melalui media sosial instagram (16 Januari 2016). Unggahan akun @aniyudhoyono yang diberi keterangan “Gaya Airlangga dengan baju dari Aceh Gayo Lues” mendapat respon positif, terbukti disukai lebih 31 ribu pengguna instagram.
Akun instagram @aniyudhoyono mengunggah foto cucunya yang mengenakan kemeja dengan bahan kerawang Gayo.
Pada tahun 2016 juga, saat Aceh menjadi tuan rumah Peringatan HUT ke-41 TMII, sebenarnya sempat ada rencana pembagian bahan baju kerawang Gayo, kepada seluruh peserta yang terlibat dalam acara. Namun karena kendala waktu untuk memenuhi pengadaan kain yang jumlahnya mencapai 3.000 lembar tersebut, akhirnya rencana urung dan diganti dengan batik motif Aceh.
Kombinasi warna kerawang Gayo dengan dasar hitam memang membuat penampilan terlihat lebih dominan di tengah banyak orang yang mengenakan berbagai rupa pakaian dengan beragam motif dan komposisi warna. Sehingga ketika hanya ada satu dua orang yang mengenakan di tengah keramaian menjadi lebih mudah dikenali.
Seperti halnya peci Aceh yang juga sudah banyak dikenakan orang saat ke masjid-masjid di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), demikian pula dengan kerawang Gayo. Dalam berbagai acara resepsi pernikahan di kawasan Jabodetabek, mulai ditemui tamu-tamu yang mengenakan busana kerawang Gayo dengan berbagai modifikasinya. Salah satunya seorang guru SMP di Jakarta, Rojana Ardianti, yang memilih mengenakan kerawang Gayo untuk bawahan dengan kombinasi atasan warna merah yang diberi bordiran motif kerawang Gayo yang sama dengan bawahannya.
Rojana Ardianti, seorang guru SMP di Jakarta, menghadiri suatu resepsi pernikahan mengenakan busana kerawang Gayo (bawahan) dengan atasan baju yang diberi bordiran motif kerawang Gayo.
“Kebetulan kombinasi warna dan motifnya saya suka, maka saya coba beli kerawang Gayo. Sayangnya kain dasarnya hitam semua, sehingga saya hanya membeli untuk bawahan. Untuk atasannya saya pilih kain warna merah. Karena selendang tidak saya pakai, bordiran motif kerawang Gayo pada selendang saya pindah untuk atasan yang menggunakan kain merah tersebut. Perpaduan yang bagus dan cocok dengan selera saya,” jelas Rojana.
Mengenakan busana motif kerawang Gayo, penampilan Rojana kelihatan lebih muda. Membuat penasaran teman-temannya yang belum tahu tentang kerawang Gayo. Hal ini tentu peluang bagi para pengrajin kerawang Gayo untuk memperluas pasarnya sampai kawasan Jabodetabek.
“Wah, berarti saya sudah ikut mempromosikan kerawang Gayo nih. Kira-kira ada bonusnya tidak, ya?” guraunya sambil tersenyum.