PRESS RILIS
Jakarta - Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) kembali memfasilitasi pemulangan seorang pemuda asal Pidie dari Jakarta, karena keterbatasan biaya.
Muhajir (20) yang merupakan warga Didoh Ujong Rimba, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie, dipulangkan lewat jalan darat dengan menumpangi bus Putra Pelangi, melalui terminal bus Pulo Gebang, Jakarta Timur, Rabu, 18 Mei 2022.
“Dia diperkirakan akan tiba di Aceh sekitar tiga hari ke depan. Semoga selamat sampai tujuan,” kata Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal S.STP, M.Si, didampingi Kasubbid Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat, Cut Putri Alyanur.
Pemulangan pemuda ini, kata Almuniza atas permintaannya. Karena selama di Ibukota Jakarta biaya hidup sehari-hari sangatlah terbatas.
"Sehingga dengan serba berkecukupan itulah ia ingin pulang ke kampung halamannya. Dan meminta bantuan kepada Badan Penghubung. Untuk pemulangan seperti ini kita hanya memfasilitasi tiket bus saja hingga ke Aceh," katanya.
Dalam hal ini kata Almuniza, pemulangan masyarakat Aceh yang kurang mampu di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya, itu sudah diamanah oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
"Itu yang selalu kita lakukan membantu warga Aceh di perantauan terutama yang kurang mampu, seperti yang dialami Muhajir dipulangkan dari Jakarta," ujarnya.
Sementara itu, warga Pidie, Muhajir mengatakan sudah berada di Ibukota Jakarta sejak tujuh bulan yang lalu, untuk mengadu nasib di perantauan.
"Saya ke Jakarta memang khusus ingin mencari pekerjaan. Dari kampung dulu saya berangkat melalui jalan darat juga dengan menumpangi bus hingga Jakarta," katanya.
Sejak tiba di Jakarta, ia mendapat tawaran pekerjaan di sebuah warung mie Aceh Tanjong Duren di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, dan tinggal di tempat tersebut bersama rekan kerja lainnya. Namun selama menjadi pelayan di warung itu, pendapatan sangat berkecukupan.
"Dengan gaji pas-pasan saya memilih pulang ke kampung, ingin mencari pekerjaan baru di sana. Karena selama ini, saya ingin sekali mengirim uang ke kampung untuk membantu ibu saya, tapi tidak cukup," kata Muhajir.
Ia mengaku sudah sebulan tidak lagi bekerja di warung mie Aceh Tanjung Duren. Sehingga harus tinggal di tempat kawannya di kawasan Senen, Jakarta Pusat. "Sisa uang yang saya pegang sudah tidak cukup untuk pulang ke kampung, hanya cukup untuk makan sehari-hari," ujarnya.
Dengan pemulangannya, ia sangat bersyukur, dan menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh, tentunya dalam hal ini Badan Penghubung Pemerintah Aceh, karena telah membantunya.