Jakarta - Rajab merupakan bulan penuh keberkahan. Dan keberkahan terbesar di bulan Rajab adalah peristiwa Isra dan Mi’rajnya Rasulullah SAW.
"Begitu berkah dan istimewanya bulan Rajab sehingga Allh SWT menghadiahkan Ibadah berupa Shalat 5 waktu," kata Ustad Muhammad Andi I.S spdi, dalam khutbahnya, di Mess Aceh di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 4 Februari 2022.
Ia menyebutkan, begitu Istimewanya shalat sampai Allah mewahyukan di tempat paling istimewa, disatu tempat di atas langit ketujuh di atas Sidrotul Muntaha.
Dalam firman Allah SWT: Peliharalah semua shalat (mu) dan (peliharalah) shalat wustha (Shalat Asyar) Berdirilah untuk Allah (dalam Shalat) dengan khusyu’ (Q.S.Al Baqarah : 238).
"Kewajiban shalat bagi orang beriman adalah kemutlakan yang mana telah ditentukan waktu-waktunya yang mana tidak ada keringanan apapun untuk meniadakannya," kata khatib.
Karena shalat wajib yang lima waktu merupakan kewajiban dan ciri mutlak seorang mukmin. Menurut para ulama semua ibadat dengan kasih sayang Allah masih bisa disempurnakan kekurangan-kekurangannya, misalnya puasa wajib yang kurang maka dengan kifaroh puasa dua bulan berturut-turut di bulan yang lain.
" Atau dengan memberi makan anak yatim 60 orang atau untuk ibadah-ibadah lainnya yang mana shalat merupakan perbedaan status keimanan seseorang atau tidaknya sebagaimana sabda Nabi SAW," katanya.
Dalam hadits Nabi SAW: Sesungguhnya bahwa antara seseorang dengan syirik dan kufur itu adalah meninggalkan shalat (HR. Muslim).
Begitu juga dalam firman Allah SWT disebutkan : Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah kepadanya bertasbih apa yang dilangit dan dibumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan (Q.S. Annur 41).
Sebagaimana ketika Allah memanggil langit dan bumi beserta segala isinya : Maka langit dan bumi dan segala isinya datang dengan ketakutan, maka ada malaikat yang bertanya kepada Allah : "Wahai Allah yang engkau lakukan kira-kira kalau mereka tidak mau menuruti perintahmu wahai Allah."
"Maka akan kuperintahkan seekor hewanku dari pada hewan-hewanku untuk menelan keduanya (yaitu langit dan bumi).
Dan malaikat kembali bertanya. "Wahai Allah begitu besarnya hewan yang yang mampu menelan langit dan bumi maka dimanakah engkau menempatkannya?. Maka Allah SWT menjawab: "Di salah satu padang rumput dari pada padang-padang rumput Ku."
"Maka malaikat pun terkejut dengan jawaban Allah akan begitu besarnya makhluk-makhluk Allah," kata khatib.
Hal itu kata khatib, seperti juga dinukilkan dari kitab Ihya Ulumudin, bahwasanya ketika Rasulullah memintakan malaikat Jibril untuk menunjukkan wujud aslinya, maka Rasulullah pun pingsan.
Dan ketika siuman jibril berkata kepada Rasulullah bahwa wujudnya Jibril masih sangatlah kecil dibandingkan dengan malaikat-malaikat yang lain yang mana Allah ciptakan yang mana ada satu malaikat : Yang mana jarak di antara kedua keningnya sebuah jarak 100 tahun perjalanan, bagaimana dengan dadanya maka sungguh merupakan makhluk yang amat besar.
Akan tetapi semua makhluk itu ketika Allah memanggilnya Hayya ‘alassholah maka seluruh makhluk Allah akan menjadi burung pipit yang kecil dan ketakutan.
"Sedangkan kita hari ini, jangankan untuk ketakutan akan panggilan shalat, panggilan Allah bahkan tidak ada rasa ketakutan dan kesedihan kita meninggalkan shalat," katanya.
Maka khatib mengajak dengan kemuliaan dan keberkahan bulan rajab ini dijadikan renungan dan kesimpulan, untuk menjadikan keputusan kehidupan kita thoah dan mahabbah kepada Allah dengan menjalankan seluruh perintahnya dan menjauhkan larangannya.
"Dimulai dengan shalat lima waktu, sebagai awal pengejawantahan tho’ah dan mahabbah kepada Allah, sehingga dengan perkara ini semoga akan menjadi alasan Allah memberikan kasih sayangnya berupa kebahagiaan dunia dan akhirat," ujarnya.