Surabaya - Pemerintah Aceh merencanakan untuk membangun asrama mahasiswa Aceh di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.
Rencana itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT, saat berkunjung ke Asrama Mahasiswa Aceh Tgk Chik Di Tiro di Jalan Bendungan Jati Gede, Kelurahan Sumber Sari, Kecamatan Lowok Waru, Kota Malang, Jawa Timur, Senin 07 September 2020.
Sebelumnya, Plt Gubernur Aceh juga telah bertemu dengan perwakilan mahasiswa Aceh di Surabaya, yang tinggal di asrama Pelajar Mahasiswa Kekeluargaan Tanah Rencong (PMKTR) atau biasa disebut Asrama Meunasah Aceh.
Untuk pembangunan kedua asrama tersebut, kata Nova, Pemerintah Aceh akan menganggarkan anggaran sebanyak Rp4 miliar untuk asrama mahasiswa di Malang dan Rp5 miliar untuk asrama di Surabaya, sesuai dengan proposal yang diajukan oleh tokoh masyarakat Aceh dari dua kota tersebut.
"Nanti saya minta juga proposalnya," ujar Nova.
Ketua Masyarakat Aceh di Malang, Husni menyambut baik dengan kedatangan Plt Gubernur asrama Aceh di Malang. Karena dinilai baru kali ini Gubernur datang ke asrama tersebut.
"Kita menyambut baik, apalagi Plt Gubernur datang kemari memberikan apresiasi. Karena sebelumnya belum ada Gubernur yang datang ke Malang, selain pak Nova, selama saya di sini, sudah 23 tahun di Malang, dan ia juga mau membangun asrama mahasiswa Aceh," katanya.
Husni menambahkan, untuk rencana pembangunan asrama 4 lantai itu, pihakya akan menyiapkan proposal untuk dikirim ulang bersama dengan Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Walaupun pernah dibuat dan dikirim ke Pemerintah Aceh pada 2019 lalu.
Sementara asrama yang ditempati mahasiswa Aceh saat ini, katanya, dulu dibeli oleh Pemerintah Aceh pada tahun 2004. "Dulu atas nama saya, sekarang sudah dialihkan lewat notaris menjadi milik Pemerintah Aceh," kata Husni.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Keluarga Tanah Rencong (KTR) Surabaya, Busra A. Rani, yang mendukung pembangunan asrama bagi mahasiswa Aceh di Ibukota Jawa Timur itu.
"Karena pada saat awal, mahasiswa sangat sulit mencari tempat yang layak untuk mereka tinggal. Jadi kami pun termasuk Plt Gubernur dulu adalah perantau. Saat awal kita datang sangat susah bila kita tidak ada tempat," katanya.
Sehingga tambahnya, masyarakat Aceh di Surabaya sangat berharap adanya asrama yang layak bagi mahasiswa Aceh di perantauan.
Dia mengatakan, asrama saat ini dulunya bukan dari Pemerintah Aceh, tapi dibeli secara swadaya oleh masyarakat Aceh di Surabaya. Dia bersama masyarakat Aceh di Surabaya bersedia untuk menyerahkan aset mereka kepada Pemerintah Aceh.
"Hal itu demi kemajuan rakyat Aceh dan untuk mahasiswa Aceh yang melanjutkan kuliah di Surabaya," jelas dia.