PRESS RELEASE
Jakarta - Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh dr Taqwallah MKes mengajak masyarakat Aceh saat berada di Jakarta, untuk mengunjungi Anjugan Aceh di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Karena dinilai sebuah warisan budaya Aceh.
Hal itu disampaikan Sekda Aceh saat zikir dan doa bersama dengan pegawai Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Anjungan Pemerintah Aceh TMII, Jakarta, Senin, 13 Desember 2021, serta seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) secara virtual.
"Mudah-mudahan harapannya dengan pertemuan hari ini, bisa menggugah masyarakat Aceh yang ke Jakarta dapat meluangkan waktu untuk berkunjung ke anjungan Aceh di Taman Mini," kata Sekda.
Menurut Sekda, Anjungan Aceh di TMII merupakan warisan budaya Aceh yang dipamerkan ke masyarakat luas di Jakarta. Diharapkan, keberadaan Anjungan Aceh tersebut dapat mematik rasa memiliki dan saling menjaga.
"Mudah-mudahan, Anjungan Pemerintah Aceh yang diresmikan pada tahun 1975 oleh almarhumah Ibu Tie Soeharto ini, menjadi warisan yang bisa dinikmati oleh generasi kedepan," kata Taqwallah.
Sementara itu, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal S.STP, M.Si, melalui Kasub Bidang Promosi dan Pameran, Drs Syafrizal MSi mengatakan, pihaknya memberikan pelayanan kepada para pengunjung sesuai dengan adat dan budaya Aceh.
"Kita juga sering bertemu dengan pengunjung dari berbagai macam ragam lapisan masyarakat di Anjungan Pemerintah Aceh ini. Sehingga pelayanan diberikan sesuai dengan adat dan budaya Aceh," katanya.
Anjungan Pemerintah Aceh TMII, tambahnya, dibuka setiap harinya, (Senin-Minggu). Walaupun sempat ditutup saat pandemi Covid-19 melandan Indonesia.
"Namun sekarang kasus Covid-19 sudah mulai melandai. Tapi bagi pengunjung harus tetap mematuhi aturan yang diterapkan Pemerintah, jika hendak berkunjung," ujarnya.
Diketahui, Anjungan Pemerintah Aceh TMII yang dibangun pada 1970 dan diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto pada 1975, memiliki wajah budaya masyarakat Aceh yang tergambarkan dengan dua model rumah adat sebagai bangunan induknya, serta sebuah Lonceng Cakra Donya.
Selain rumah adat Aceh, juga ada dua bangunan lainnya, yaitu Kantor Anjungan dan sebuah bangunan model 'Meunasah' yang terletak di dekatnya.
Kemudian, terdapat satu unit pesawat bantuan masyarakat Aceh saat masa kepemimpinan Presiden RI Soekarno, yakni pesawat RI-001.