Even tahunan Festival Tari Ratoh Jaroe Tingkat Nasional kembali digelar Badan Penghubung Pemerintah Aceh pada 29 Oktober s.d 5 November 2022. Setelah sempat ditiadakan pada tahun 2020 karena pandemi Covid 19, dan diselenggarakan secara virtual pada tahun 2021, tahun 2022 dilaksanakan kembali dengan pagelaran.
Kepala BPPA Akkar Arafat, SSTP, MSi, melalui Kasubbid Promosi dan Pameran BPPA, Drs. Teuku Syafrizal, MSi, pada Pertemuan Teknis (Technical Meeting) dengan peserta Festival Tari Ratoh Jaroe, Sabtu (22/10) menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh peserta yang telah mendaftar.
"Kesediaan adik-adik mengikuti Festival Tari Ratoh Jaroe di sela-sela kesibukan kegiatan belajar, bagi kami merupakan bentuk apresiasi terhadap seni budaya Aceh, khususnya Tari Ratoh Jaroe," kata Teuku Syafrizal dalam sambutannya.
Disebutkannya bahwa penyelenggaraan Festival Tari Ratoh Jaroe tahun 2022 ini sudah merupakan yang ke-18 kalinya dengan memperebutkan Piala Bergilir Gubernur Aceh.
"Pada tahun 2022 ini diikuti 69 sekolah dari tiga provinsi, Jawa Barat, DKI dan Banten. Penari pelajar yang terlibat sebanyak 1.104 orang," jelas Teuku Syafrizal.
Diberitakan sebelumnya, ada 70 sekolah yang mendaftarkan diri mengikuti Festival Tari Ratoh Jaroe. Tapi pada saat Technical Meeting, ada satu peserta yang mengundurkan diri.
Teuku Syafrizal juga menjelaskan, penyelenggaraan Festival Tari Ratoh Jaroe selain sebagai bentuk apresiasi juga merupakan bagian dari fungsi BPPA dalam pelaksanaan fasilitasi promosi potensi, sumber daya alam dan seni budaya.
Pertemuan Teknis pelaksanaan Festival Tari Ratoh Jaroe diisi dengan penjelasan dan dialog terkait Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) lomba yang disampaikan Rita Rosida dan undian nomor urut penampilan yang dipandu Nur Jubaidah dan Nunu Suhardini.
Koordinator Seksi Acara Cut Meurah Meutia menyampaikan dalam kesempatan tersebut, meski syair tidak masuk dalam penilaian lomba, kali ini syair yang mau diucapkan harus dilampirkan dalam formulir pendaftaran.
"Ke depan kita rencanakan lagi terkait penilaian terhadap syair lagu," jelasnya.
Dengan peserta berjumlah 69 sekolah, menurut Cut Meurah Meutia rencana audisi atau babak penyisihan yang semula berlangsung lima hari diperpendek menjadi tiga hari.
"Peserta akan diatur keberadaannya di lokasi, untuk menghindari kerumunan dalam jumlah besar," pungkasnya.