JAKARTA - Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) kembali membantu memfasilitasi pemulangan warga Aceh kurang mampu dari Jakarta. Sebanyak empat warga yang dibantu dari beberapa Kabupaten di Tanah Rencong.
Dua diantaranya merupakan sepasang suami-istri asal Padang Tijie, Pidie, Azhar (35) dan Azimar (30). Lalu, Ridwan (34) warga Krueng Geukueh, Aceh Utara, dan Akbar Alfianshah (31) yang berasal dari Idi Cut, Aceh Timur.
Kepala BPPA Akkar Arafat S.STP, M.Si, mengatakan empat warga Aceh mendatangi pihaknya untuk meminta bantuan pemulangan ke Aceh, dengan berbagai permasalahan yang mereka hadapi.
"Kalau pasangan suami-istri asal Pidie yang juga bersama seorang putranya masih kecil terhimpit masalah ekonomi akhir-akhir ini. Ridwan sendiri kondisinya tidak bisa bekerja terlalu lama, karena ada permasalahan pada saraf kejepitnya," kata Akkar.
Sedangkan Akbar yang tiba di Jakarta beberapa hari lalu, setelah dideportasi dari Malaysia. Karena tidak memiliki kelengkapan dokumen selama menjadi tenaga kerja di negeri Jiran itu.
"Dengan kondisi permasalahan mereka yang membutuhkan bantuan kita memfasilitasinya. Hal ini karena selalu diamanahkan Pj Gubernur Aceh untuk membantu warga Aceh kurang mampu di Jabodetabek," sebut Akkar.
Ia mengatakan keempatnya dipulangkan dengan menumpangi bus Putra Pelangi, melalui Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur. Satu keluarga asal Pidie dan Ridwan diberangkatkan hari ini, Sabtu, 8 Oktober 2022. Sedangkan Akbar dipulangkan pada Jumat, 7 Oktober 2022 malam.
Sementara itu Warga Pidie, Azhar yang sudah berada di Ibukota Jakarta sejak tiga tahun lalu bersama keluarganya awalnya bekerja di salah satu perusahaan. Namun setelah dua tahun berjalan terkena imbas dari pandemi Covid-19, karena perusahaan tersebut melakukan pengurangan jumlah pekerja.
"Dalam setahun terakhir ini saya hanya kerja bantu-bantu di warung mie Aceh di kawasan Pasar Minggu untuk bertahan hidup. Tapi tidak mencukupi, karena kita juga sewa tempat tinggal," katanya yang selama ini tinggal di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Adapun Ridwan yang juga sudah berada di Jakarta tiga tahun lalu, juga ingin mengadu nasib di perantauan. Selama ini bekerja bantu jualan mie Aceh di bilangan Pasar Minggu.
"Tapi kondisi sekarang saya tidak bisa kerja lama-lama, karena ada saraf kejepit yang sudah saya alami sebelum ke Jakarta. Makanya saya ingin pulang ke Aceh untuk berobat di sana," kata Ridwan yang juga tinggalnya di kawasan Pasar Minggu.
Sedangkan Akbar baru tiba di Jakarta sekitar tiga hari lalu dari Malaysia akibat dideportasi. Karena ia datang ke sana pada September 2021 dengan perjalanan tanpa adanya dokumen lengkap.
"Saya sempat bekerja di Malaysia sekitar tiga bulan membawa dam truk. Setelah itu saya ditangkap karena tidak memiliki paspor dan ditahan sekitar sembilan bulan," katanya.
Namun, setelah bebas untuk pulang ke Indonesia biayanya harus ditanggung sendiri. Akbar sendiri dibantu orang tuanya memesankan tiket pulang ke Tanah Air.
"Saat tiba di Jakarta saya ke terminal bus untuk pulang ke Aceh.Ternyata uang saku saya tidak cukup untuk perjalanan ke sana, sehingga pihak loket tersebut menyarankan saya ke Badan Penghubung Pemerintah Aceh untuk minta bantuan," kata Akbar.
Dengan difasilitasi pemulangan ini, keempat warga Aceh itu menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh, karena telah membantu meringankan beban mereka.
Keterangan Foto: Tiga warga Aceh foto bersama staf BPPA sebelum dipulangkan ke Aceh, di Kantor BPPA di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Oktober 2022.