PRESS RILIS
Jakarta - Masyarakat Aceh yang hendak merantau ke luar Aceh untuk mendapatkan sebuah pekerjaan, diharapkan memiliki keahlian dan skill terlebih dahulu dibidangnya. Sehingga dengan mudah berpeluang mendapatkan lapangan kerja di era industri 4.0.
"Tidak hanya itu, perlunya kesiapan SDM yang baik dalam membangun softskill merupakan modal utama untuk dapat bersaing di tanah perantauan," kata Kepala Badan Penghubung Pemerintah (BPPA) Almuniza Kamal, S.STP, M.Si, dalam Webinar Publik masyarakat Aceh bertemakan "Peluang Lapangan Kerja di Provinsi Aceh, Mengapa Harus Merantau?” secara virtual, Kamis, 24 Februari 2022.
BPPA sebut Almuniza, saat ini secara konsisten berupaya memfasilitasi para seniman Aceh yang memiliki skill supaya dapat dikembangkan untuk membawa budaya Aceh ke tingkat nasional dan Internasional.
"Anjungan taman mini merupakan tempat wadah yang diberikan oleh BPPA sebagai ruang temu para seniman, serta pada beberapa tahun yang lalu BPPA juga membuat kegiatan seni budaya yang melibatkan para seniman dan juga masyarakat Aceh," katanya.
Menurutnya, BPPA dalam hal-hal seperti itu sangat mendukung dalam memfasilitasi. Dan sangat membuka tangan seluas-luasnya kepada masyarakat Aceh dengan ketentuan dan syarat yang berlaku.
"Sehingga, kesiapan SDM yang matang dan perhatian masyarakat untuk terus mengembangkan diri serta pemerintah Aceh yang konsisten dalam memberikan perhatian dapat menjadi awal yang lebih baik bagi Provinsi Aceh kedepannya," kata Almuniza.
Ia menambahkan, karena dalam kurun waktu setahun pada 2021 lalu, Badan Penghubung Pemerintah Aceh telah menfasilitasi pemulangan masyarakat Aceh perantauan yang terlantar setelah mencoba mencari pekerjaan di Jakarta, yakni sebanyak 28 orang.
"Upaya ini merupakan perhatian yang diamanahkan oleh Pemerintah Aceh kepada BPPA untuk dapat menfasilitasi masyarakat Aceh yang perlu untuk diperhatikan. Pada dasarnya semua masyarakat Aceh yang merantau, seperti Jakarta bisa membawa harapan untuk menemukan kehidupan yang lebih baik," katanya.
Sehingga dapat penghasilan yang bisa diberikan kepada keluarganya di Aceh, kemudian untuk mencari pengalaman serta kualitas hidup yang lebih baik.
Kabid Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, Disnakermobduk Aceh, Aswar, MAP, mengatakan yang menyebabkan masih tingginya angka pengangguran di Aceh, selain keterbatasan dunia usaha, juga sumber daya manusia (SDM) yang masih minim.
"Solusi untuk jangka pendek yang harus dilakukan, dengan memperkuat SDM yang melaksanakan program bimtek-bimtek singkat, baik di Aceh maupu di luar Aceh. Lalu, program vokasi harus yang berkebutuhan pasar," sebutnya.
Hal itu katanya, karena selama ini ada sejumlah perusahaan yang ada di Aceh, cenderung menggunakan tenaga pekerja dari luar Aceh. Disebabkan tenaga dari daerah sendiri tidak memiliki skill yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.
"Untuk itu tenaga pekerja di Aceh harus terus ditingkatkan keahliannya," katanya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber daya Manusia (BPSDM) Aceh, Syaridin, S.Pd, M.Pd mengatakan, untuk mempersiapkan SDM di Aceh, BPSDM Aceh sudah melakukan berbagai macam program beasiswa dengan bekerjasama dengan sejumlah politeknik, baik di Aceh maupun di luar Aceh.
"Hal itu supaya bisa menyiapkan keterampilan bagi generasi kedepan dan bisa terjun ke dunia pekerjaan," katanya.
Meskipun, katanya, setelah selesai para mahasiswa Aceh yang menempuh pendidikan dengan perjanjian akan membangun Aceh nantinya. Namun, tidak bisa melakukannya sesuai dengan yang dijanjikan, itu tidak dipermasalahkan.
"Karena kita mengingat dengan keterbatasan dunia usaha yang ada di Aceh masih sangat minim. Dengan demikian mereka bisa memilih bekerja di luar Aceh," sebutnya.
Tokoh Masyarakat Aceh Perantauan, Ir. Muslim Armas mengatakan, merantau kalau digaris bawahi merupakan bagian dari sebuah solusi untuk memenuhi lapangan pekerjaan. Karena kondisi di Aceh belum sangat ideal.
"Mengapa merantau, saya merasakan sendiri, diantaranya bertembahnya wawasan, seperti mendengar berbagai bahasa saat merantau ke daerah lain, dengan pola pikir juga mendapat perbedaan," katanya.
Kemudian, katanya, merantau bisa berlatih beradaptasi, dengan perbedaan budayanya. Sehingga harus mampu beradaptasi dengan memahami karakter setempat.
"Lalu melatih kemandirian. Saat kita jauh dari keluarga kita, di situ kita bisa melatih secara mandiri, tanpa berharap dari mereka. Berikutnya, bersaing dengan orang terbaik dari seluruh Indonesia, dan memperluas jaringan, bertemu dengan orang- orang penting atau tokoh-tokoh," ujarnya.
Tokoh Pemuda Aceh Lazuardi Imam Pratama, S.E mengatakan, rendahnya kualitas SDM yang lahir di Aceh masih miliki ketertinggalan dari daerah lain. Sehingga menjadi sebuah permasalahan yang terjadi di Aceh.
"Yang perlu dilakukan oleh anak muda Aceh adalah meningkatkan mutu pendidikannya, serta bersekolah setinggi-tingginya dikalangan masyarakat Aceh. Serta terus mengembangkan hard skill dan soft skillnya" katanya.