Jakarta - Allah subhanahu wata’ala dalam firman-Nya memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk mengingkari kaum musyrikin yang menyembah berhala-berhala dan menjelaskan kepada mereka bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu, Allah Maha Esa, tidak ada sekutu dan serupa bagi-Nya, dan tidak ada yang menciptakan sesuatu apapun kecuali hanya Dia. Oleh karenanya Dialah satu-satunya yang berhak disembah.
"Salah satu prinsip akidah Islam adalah meyakini bahwa Allah subhanahu wata’ala adalah pencipta segala sesuatu. Dia-lah yang mewujudkan kita dari tiada menjadi ada," kata Ustad Ridwan Muslim, MPd.I dalam khutbahnya, di Mess Aceh di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 11 Februari 2022.
Ia menambahkan, bahwa Allah juga-lah yang menciptakan seluruh musibah-musibah di muka bumi ini sesuai dengan firman-Nya: Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (QS. Al-An'am: 65).
"Ayat ini menjelaskan bahwa Allah kuasa atas segala sesuatu. Allah bisa jadi mengirimkan ujian dan bencana dari segala arah yang tidak kita duga duga," sebut Ustad.
Dan bencana yang sudah berlalu maupun bencana yang belum terjadi itu, juga sudah termaktub dalam firman Allah SWT. Katakanlah (Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah: 51).
"Karena itu, beliau diperintah untuk menanggapi ucapan mereka. Jadi kita sebagai manusia hanya berdoa dan berikhtiar dengan adanya cobaan Allah kita berada dalam kesesatan atau kebathilan," katanya.
Khatib mengatakan, banyak manusia yang terjerumus kedalam kebathilan ketika dia mendapatkan limpahan rizki. Karena ada suatu golongan ketika mendapatkan satu keuntungan mendapatkan bonus dari perniagaan dan perdagannnya, tapi dia malah berfoya- foya dalam hartanya itu, melakukan hal hal yang haram, seperti minum-minuman dan mabuk-mabukan, pergi maksiat.
"Padahal harta yang dia dapatkan merupakan anugerah Allah SWT," kata khatib.
Allah berfirman: Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. (QS. Al-An'am: 44)
"Jangan sampai Allah melalaikan kita dalam banyak harta dan keuntungan tetapi menunggu dalam azab Allah SWT," tambah Ustad Ridwan.
Ia menyebutkan, seseorang yang telah membulatkan keyakinan dihatinya bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu, tidak ada yang mengenakan bahaya dan memberikan manfaat secara hakiki kecuali hanya Allah dan terus menerus menghadirkan keyakinan itu di hatinya, maka akan terasa ringan baginya berbagai musibah yang menimpanya di dunia.
"Terasa mudah kesulitan-kesulitan yang dia alami. Sirnalah dari dirinya rasa takut kepada sesama hamba pada saat menjalankan ajaran agama. Ia akan digolongkan oleh Allah ke dalam golongan Ahlul yaqin, yaitu orang-orang yang diberikan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT," sebut khatib.
Untuk itu katanya, begitu pentingnya akidah ini, sehingga tema inilah yang khatib pilih untuk disampaikan. Keyakinan bahwa Allah Pencipta segala sesuatu adalah salah satu ciri khas akidah Ahlussunnah wal Jama’ah.
"Akidah yang benar ini harus terus menerus didengungkan agar senantiasa terpatri di hati umat Islam. Namun, tidaklah cukup kita mendengarkan sekilas tema penting semacam ini melalui khutbah yang singkat ini," katanya.
Tetapi, untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci, khatib mengajak mendatangi majelis-majelis ilmu yang diasuh oleh para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah yang terpercaya, dan memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Baginda Nabi Muhammad SAW.