Terlantar di Jakarta, BPPA Bantu Pulangkan Satu Keluarga Asal Panteraja

Staf BPPA dan Ketua TIM cabang Tanjung Priok mendampingi keluarga asal Pidie Jaya sebelum diberangkatkan, di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Sabtu, 17 Desember 2022.

JAKARTA - Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) memulangkan satu keluarga yang berjumlah lima orang asal Pidie Jaya yang terlantar di Jakarta.

Kelimanya adalah warga Panteraja, Kecamatan Panteraja, Pidie Jaya, diantaranya seorang ibu Ainun Mardiah (40) dan anak-anaknya, Muhammad Arsavin (13), Muhammad Farhan Efendi (8), serta putri pertamanya Devinah (18) bersama putrinya Syaqila Aprilia (8 Bulan).

Kepala BPPA Akkar Arafat S.STP, M.Si mengatakan, kelimanya dipulangkan dengan menumpang bus Putra Pelangi melalui Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Sabtu, 17 Desember 2022 sore.

"Kita akan terus memberikan bantuan kepada warga Aceh yang ingin pulang dari Jakarta yang tidak memiliki biaya (kurang mampu). Hal itu sesuai dengan program kerja BPPA terutama di sub bidang Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat," sebutnya.

Ia menambahkan kegiatan bantuan tersebut sesuai dengan program kerja BPPA yang telah berjalan selama ini. Dan ini merupakan amanah dari Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki untuk memberikan pelayanan dan perhatian kepada warga Aceh kurang mampu di Jabodetabek.

Namun dalam pemulangan lima warga ini katanya, berkat kerjasama dengan paguyuban asal Aceh Taman Iskandar Muda (TIM) cabang Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Kita mendapatkan kabar dari TIM cabang Tanjung Priok. Kemudian kita berkoordinasi untuk pemulangan mereka ke Aceh," katanya.

Sementara itu Ketua TIM cabang Tanjung Priok, Saimi A. Jalil mengatakan, pihaknya mengetahui keberadaan satu keluarga asal Pidie Jaya itu terbengkalai dari Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.

"Kita mendapatkan informasi bahwa ada warga Aceh yang tidur di emperan toko di kawasan Pademangan Barat pada 1 Desember 2022. Kemudian kami dari TIM cabang Tanjung Priok saat itu mengambil inisiatif untuk menyewa kontrakan supaya mereka tidak tidur di emperan toko," sebutnya.

Namun tambahnya, Ainun Mardiah melakukan musyawarah dengan keluarganya. Dan menyepakati dirinya bersama anak-anaknya pulang ke kampung halamannya, tapi suaminya memilih tetap di Jakarta yang bekerja sehari-hari sebagai tukang servis jam di emperan toko.

"Kita pun mengarahkan agar mereka pulang ke Aceh juga, karena ada anaknya keduanya berusia 13 tahun dan yang ketiga 8 tahun tidak bersekolah. Sedang putri pertamanya yang sudah menamatkan bangku SMP berusia 18 tahun sudah dinikahi dan mempunyai anak berumur 8 bulan, tapi suaminya tidak ikut pulang ke Aceh karena masih ingin kerja sebagai kuli di toko material bangunan," katanya.

Pemulangan keluarga tersebut juga katanya, TIM cabang Tanjung Priok sudah melakukan musyawarah dengan kelurahan Pademangan Barat dan Badan Penghubung Pemerintah Aceh.

"Sehingga kita sepakati dipulangkan hari ini menggunakan bus yang dibiayai oleh Badan Penghubung Pemerintah Aceh," ujarnya.