Sempat Tak Sadar Seminggu, Anak Penderita Kanker Mata asal Lamno Meninggal di Jakarta

Staf Perwakilan BPPA bersama keluarga Teuku Adam Alfatih (4) saat akan membawa almarhum ke tempat persemanyaman di di Rumah Singgah, Mess Aceh, Cipinang. (Foto: Humas BPPA)

Jakarta - Inna lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun. Salah seorang anak asal Lamno, Aceh Jaya, Teuku Adam Alfatih (4) meninggal dunia akibat kanker mata yang dideritanya, di Rumah Sakit Kanker (RS) Dharmais Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2020.

Almarhum menghembuskan nafas terakhir di RS Dharmais sekitar pukul 09.00 WIB, setelah tidak sadarkan diri sejak seminggu lalu.

Dalam hal ini, Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) akan memfasilitasi pemulangan jenazahnya ke Aceh yang dijadwalkan, pada Kamis, 15 Oktober 2020, dengan menggunakan pesawat Lion Air.

Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal S.STP, M.Si, sebelum dipulang ke kampung halamannya di Lamno, Aceh Jaya, jenazah disemayamkan di Rumah Singgah, Mess Aceh, Cipinang.

"Insya Allah, besok (Kamis) pagi, jenazah dipulangkan menggunakan pesawat Lion Air, berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, sekitar pukul 04.30 WIB, dan tiba di Aceh pukul 08.30 WIB," kata Almuniza.

Ia mengatakan, pemulangan jenazah warga Aceh kurang mampu di wilayah Jabodetabek selalu difasilitasi oleh Pemerintah Aceh. Karena itu juga merupakan amanah dari Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Apalagi kata Almuniza, almarhum sudah hampir setahun menjalani perawatan di Jakarta sejak Desember 2019 lalu, yang ditemani kedua orang tuanya.

"Kita juga memfasilitasi tempat tinggal mereka di Rumah Singgah, selama almarhum menjalani pengobatan kanker mata yang dideritanya. Begitu juga fasilitas lainnya yang dibutuhkan mereka kita sediakan," kata Almuniza.

Dalam hal ini, kata Almuniza, Pemerintah Aceh turut menyampaikan duka cita, dan mendoakan almarhum serta keluarga yang ditinggalkan.

"Semoga almarhum Teuku Adam Alfatih  di tempatkan di Syurganya Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan selalu tabah menerima musibah ini," ujarnya.

Sementara Teuku Darwin, orang tua almarhum mengatakan, putranya sebelum menghembuskan nafar terakhir, sudah tidak sadarkan diri sejak pekan lalu.

"Awalnya dia mengeluh kejang-kejang hingga ke kepalanya, dan kemudian tak sadarkan diri. sehingga dibawa ke RS  Kanker Dharmais Jakarta," katanya.

Namun, Darwin bersama isterinya yang sudah menemani perawatan putra pertamanya itu, sudah mengikhlaskan atas kepergian putra pertamanya.

"Kami sudah ikhlas, karena semua ini adalah kehendak Allah SWT. Kita hanya bisa berusaha dan mendoakannya selama ini," kata Darwin.

Dalam hal ini, ia juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah fasilitasi dan membantu selama pengobatan almarhum anaknya, terutama kepada Badan Penghubung Pemerintah Aceh.

"Kami sangat berterima kasih kepada Badan Penghubung Pemerintah Aceh karena sudah menyediakan tempat kepada kami selama ini di Rumah Singgah. Karena sangat membantu kami selama berada di Jakarta," katanya.