Gubernur Aceh Usul Konektivitas Bisnis dan Penggerak Ekonomi Halal pada IMT-GT

Gubernur Aceh Nova Iriansyah saat mengikuti secara virtual pertemuan Chief Minister’s and Governors’ Forum (CMGF) ke-17, di IMT-GT Rabu, 18 November 2020. (Foto: HUMAS BPPA)

Jakarta - Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT mengusulkan Aceh bisa bekerjasama dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar, India untuk bisnis konektivitas, dan Halal Economic Power House (penggerak ekonomi halal) pada Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

Nova mengatakan, Kepulauan Andaman dan Nikobar yang jarak dengan Sabang hanya sekitar 175 KM, sudah dikunjungi turis asing sekitar 20 ribu orang, serta 500 ribu turis domestik.

"Kami berharap dapat memperluas IMT-GT Koridor Ekonomi sebagai IMT-GT Plus termasuk Andaman dan Kepulauan Nicobar sebagai inisiatif baru untuk bisnis konektivitas," kata Nova dalam pertemuan Chief Minister’s and Governors’ Forum (CMGF) ke-17, di IMT-GT secara virtual, yang selenggarakan Sumatera Barat, Rabu, 18 November 2020.

Apalagi, Pemerintahan Aceh telah melakukan beberapa pertemuan dengan beberapa kementerian sejak 2019 lalu dan difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri RI. "Kami sudah setuju dengan enam rencana untuk mempercepat kerjasama antara Aceh - Kepulauan Andaman dan Nikobar," kata Nova.

Ia menyebutkan, pada akhir November ini akan ada FGD dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Transportasi, Kementerian Pariwisata dan Kreatif Ekonomi, pebisnis dan beberapa operator penerbangan untuk membahas beberapa masalah penting, misalnya perjanjian layanan udara antara Aceh - Port Blair.

Adapun, dua proyek yang saat ini tengah dijalankan Pemerintah Aceh, yakni pertama konektivitas udara (Sabang - Phuket - Krabi - Langkawi).  Apalagi, beberapa pertemuan dengan operator penerbangan telah dilakukan, misalnya dengan Air Asia untuk dipertimbangkan pembukaan rute baru dari Banda Aceh ke Phuket dan Banda Aceh - Penang.

"Kami juga menawarkan penerbangan lainnya yang akan membuka rute baru Banda Aceh - Phuket," sebutnya.

Kemudian, proyek kedua yang sedang berlangsung konektivitas maritim (Sabang - Phuket - Langkawi), yang diharapkan konektivitas ini akan mempercepat industri pariwisata nanti.

Namun, tambahnya, sangat disayangkan, akibat mewabah virus global, Covid-19, membuat sebagian besar kegiatan yang direncanakan telah ditunda. Tapi, proyek yang sudah berjalan tetap akan dilanjutkan.

Sementara untuk proyek IMT GT penggerak ekonomi halal yang diusulkannya, tujuannya untuk kolaborasi antara negara IMT GT penghasil produk dan jasa halal dengan pemasaran ke negara tiga.

"Dengan sebagian besar penduduknya beragama Islam, itu sangat besar potensi pasar dan sumber daya yang besar bagi kami," katanya.

Ia menyebutkan, ada delapan kegiatan dalam rangka mendukung penggerak ekonomi halal ini, yakni studi kelayakan dan studi kebutuhan regulasi dan insentif, bisnis kesesuaian antara pengusaha dengan rantai nilai halal, peningkatan kapasitas UKM untuk memenuhi standar halal, penyediaan kawasan industri halal.

Kemudian, harmonisasi sistem sertifikasi halal di IMT-GT, prosedur standar CIQ,  e-platform perdagangan untuk komoditas atau produk halal
IMT-GT,  dan pembangunan Infrastruktur Konektivitas.

"Hasil yang diproyeksikan dari proyek ini adalah meningkat perdagangan dan investasi di antara negara-negara IMT-GT, untuk meningkatkan nilai ekspor dan volume halal produk dan layanan dari Negara-negara IMT-GT, untuk meningkatkan realisasi investasi halal di negara IMT-GT dan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata halal ke IMT-GT dan Intra-IMT-GT," ujarnya.